Networkpedia.id – Tiga desa di Kabupaten Trenggalek meraih penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI pada 2025.
Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk pengakuan atas upaya desa-desa di Trenggalek dalam melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim secara berkelanjutan.
Dua desa, yakni Desa Gemaharjo di Kecamatan Watulimo dan Desa Karanganyar di Kecamatan Pule, berhasil masuk dalam kategori Proklim Utama.
Sementara Desa Gading di Kecamatan Tugu memperoleh penghargaan Proklim Lestari, yang diberikan kepada wilayah dengan konsistensi dan keberlanjutan program penanganan lingkungan.
Raihan tersebut sejalan dengan komitmen Pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.
Konsistensi tersebut juga mengantarkan Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, kembali menerima penghargaan sebagai Pembina Proklim. Ini merupakan kali keempat secara beruntun penghargaan tersebut diraih oleh Bupati yang akrab disapa Mas Ipin tersebut.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri LHK, Dr. Hanif Faisol Nurofiq, dalam acara penganugerahan di Grand Sahid Jaya, Jakarta.
“Terima kasih. Semoga desa-desa semakin semangat melakukan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim,” ujar Mas Ipin seusai menerima penghargaan, Senin (1/12/2025).
Pada kesempatan itu, Bupati Ipin turut menanggapi perubahan konsep Proklim dari KLHK. Jika sebelumnya program ini difokuskan pada level kampung atau desa, kini konsepnya diperluas menjadi komunitas untuk iklim agar melibatkan lebih banyak unsur masyarakat.
“Sekarang konsep Proklim mulai direposisi, tidak lagi kampung iklim tetapi komunitas untuk iklim sehingga skalanya tidak hanya desa,” jelasnya.
Sebagai tindak lanjut di daerah, Pemkab Trenggalek juga mengembangkan program serupa dengan menurunkan konsep Adipura Desa menjadi Adipura RT.
Melalui langkah ini, pemerintah berharap lebih banyak komunitas, termasuk di lingkungan sekolah, dapat terlibat aktif dalam pengelolaan lingkungan.
“Kita ingin memulai pengolahan sampah dari tingkat sekolah dan itu akan segera kita launching. Harapannya, berbagai upaya ini dapat menghindarkan kita dari risiko bencana akibat perubahan iklim,” pungkas Mas Ipin.



