Networkpedia.id- Progres pembangunan Pelabuhan Prigi di Kecamatan Watulimo terus menunjukkan perkembangan positif. Meski belum rampung sepenuhnya, fasilitas utama pelabuhan sudah bisa dimanfaatkan untuk tempat bersandar kapal.
Kabid Pelayaran dan Keselamatan Transportasi Dinas Perhubungan (Dishub) Trenggalek, Ika Merin Setyarto, menegaskan bahwa sejumlah perlengkapan pokok pelabuhan telah siap digunakan.
“Kalau dari segi perlengkapan, sebenarnya sudah bisa untuk bersandar kapal. Namun, pembangunan memang belum 100 persen selesai,” ujarnya, Senin (22/9/2025).
Pelabuhan Prigi dirancang mampu menampung kapal hingga kapasitas 5.000 deadweight tonnage (DWT) dengan muatan maksimal 25.000 ton. Bahkan sebelum beroperasi penuh, fasilitas ini sudah teruji.
Pada 16 Juni lalu, sebuah kapal milik Kementerian Kelautan berhasil bersandar di pelabuhan tersebut akibat cuaca buruk.
“Itu membuktikan Pelabuhan Prigi aman digunakan untuk sandar kapal,” tegas Ika.
Sebagai pelabuhan pengumpan lokal di jalur pelayaran perintis selatan Jawa, keberadaan Pelabuhan Prigi dinilai strategis.
Letaknya yang dekat dengan Australia membuka peluang mendukung aktivitas perdagangan internasional sekaligus sektor pariwisata.
Dishub mencatat, rute pelayaran direncanakan meliputi jalur Trenggalek–Banyuwangi dan sebaliknya.
Selain menunjang sektor perikanan dengan potensi kapal kontainer hasil laut, pelabuhan ini juga diproyeksikan menjadi pintu masuk wisatawan regional dari Blitar, Kediri, hingga Trenggalek.
Pembangunannya semakin menguat sejak revisi Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN) pada 2014, serta pengesahan status pengumpan lokal melalui Keputusan Menteri Perhubungan No. KP 432/2017.
Saat ini, sejumlah infrastruktur pokok telah berdiri, antara lain dermaga tahap pertama berukuran 75 x 10 meter, trestle sepanjang 60 x 8 meter, serta causeway 260 x 8 meter.
“Rencana dermaga panjangnya 150 meter, tapi kelanjutannya masih kewenangan provinsi,” tambah Ika.
Meski begitu, masih ada pekerjaan rumah yang harus dituntaskan, terutama terkait ketersediaan muatan balik kapal.
Dishub Trenggalek kini melakukan penelusuran data pasar untuk memetakan kebutuhan barang keluar-masuk, sekaligus menyiapkan solusi tata ruang pelabuhan, izin reklamasi, hingga konektivitas dengan Jalan Lintas Selatan (JLS).