blank

Santri 13 Tahun di Trenggalek Meninggal, RSUD Soedomo Tegaskan Bukan karena Kekerasan

Photo of author

By Redaksi

Networkpedia.id – Seorang santri berusia 13 tahun dari salah satu pondok pesantren di Kabupaten Trenggalek meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di RSUD dr Soedomo. 

Santri berinisial Z itu dirujuk ke rumah sakit pada 1 September 2025 dalam kondisi memprihatinkan dan meninggal dua hari kemudian, Rabu (3/9/2025).

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Trenggalek, Nur Ibadi, menyampaikan keterangan singkat terkait peristiwa ini. “Akan kami konsolidasikan,” ujarnya.

Kabar meninggalnya santri Z sempat dikaitkan dengan isu kekerasan. Namun, pihak RSUD dr Soedomo menegaskan penyebab kematian murni karena sakit berdasarkan hasil pemeriksaan medis.

“Kami menerima pasien atas nama Z (13) tanggal 1 September 2025. Dari anamnesa, pasien mengalami panas selama tiga hari dan datang dengan kondisi sesak,” terang Humas RSUD dr Soedomo, Sujiono.

Menurut Sujiono, hasil laboratorium menunjukkan jumlah eksositosis lebih dari 72 ribu. Pemeriksaan fisik juga mendapati perut pasien dalam kondisi keras. Z langsung ditangani dua dokter spesialis anak serta seorang dokter spesialis bedah.

“Dilakukan tindakan operasi dalam rangka penyelamatan, namun pada 3 September 2025 pasien meninggal dunia,” jelasnya.

Ia menambahkan, keluarga tidak menyampaikan adanya riwayat sakit sebelumnya, hanya panas tiga hari. Dari pemeriksaan darah, penyakit yang diderita Z sudah berlangsung lama.

“Setelah pasien meninggal, kami lakukan pemeriksaan jenazah. Tidak ada tanda-tanda kekerasan, murni sakit. Saat operasi juga ditemukan adanya infeksi usus,” tegas Sujiono.

Sementara itu, Ketua GMNI Trenggalek, Shodiq Fauzi, menyampaikan keprihatinannya atas insiden ini. Ia menilai ada kelalaian dalam pengawasan santri serta mempertanyakan peran Kemenag dalam pemenuhan fasilitas kesehatan bagi para santri.

“Kami melihat ada abai dalam pengawasan santri, bahkan kami menduga Kemenag Trenggalek belum mengambil langkah soal fasilitasi kesehatan untuk santri,” ujarnya.

Kasus ini masih menjadi perhatian publik, khususnya terkait perlindungan dan layanan kesehatan bagi ribuan santri yang menimba ilmu di pondok pesantren di Trenggalek.

Berita Lainnya